Denda Adat Mengkhitan Anak Perspektif Hukum Islam (Studi di Desa Rambah Kecamatan Tanah Tumbuh Kabupaten Bungo)
DOI:
https://doi.org/10.30631/nf.v13i1.1273Keywords:
Customary fines, Children circumcising, Islamic lawAbstract
This study aims to find out specifically the phenomenon of customary fines for children circumcising in Rambah Village, Tanah Tumbuh District, Bungo Regency and review the perspective of Islamic law on this phenomenon. This research is library research and field research, data collection method using interview, observation, and documentation. Data analysis went through three stages, namely data reduction, data presentation, conclusion drawing and verification. This study found that the customary fine practice of circumcising children in Rambah Village occurred because in the process of children circumcising it was considered to have violated twenty laws. Therefore, children circumcision in Rambah Village is subject to sanctions in the form of paying customary fines, the fines are in accordance with applicable customs. In Islam, circumcision is a matter of fitrah, whether male circumcision or female circumcision, there is no argument regarding fines when children circumcising. However, holding walimah circumcision in any form, it is permissible.
References
Books
‘Abd al-Hafizh al-Shawi. Khitan al-Inats. Mesir: Dar al-Kalimah, 2007
Abdul Aziz Dahlan dkk. Ensiklopedia Islam. Jakarta: PT. Ichtia rBaru, 2005
Adika Mianoki. Ensiklopedi Khitan Kupas Tuntas Pembahasan Khitan dalam Tinjauan Syariat dan Medis. Yogyakarta: Majalah Kesehatan Muslim, 2014
Ahmad bin Ali bin Hajar. Fathul Bari. Juz 10. Beirut: Dar al-Fikr, 2005
Ahmad Ma’ruf Asrori dan Suheri Ismail. Khitan dan Aqiqah: Upaya Pembentukan Generasi Qur’ani. Surabaya: Al Miftah, 1998
Al Mawardi. Al-Hawi al-Kabir fi Fiqh al-Syafi’i. Jilid 9. Beirut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyah, 1994
Ibrahim Bujang dkk. Adat Istiadat Daerah Jambi. Jambi: Proyek Penelitian dan Pencatatan Kebudayaan Daerah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1977/1978
Lembaga Adat Kabupaten Bungo Tebo. Tata Cara Perkawinan Menurut Adat Bungo Tebo. BungoTebo: Lembaga Adat Bungo Tebo, 1999
Louis Ma’luf. Al-Munjid fi al-Lughah wa al-A’lam. Beirut: Dar al-Masyriq, 1986
M. Sulton Akbar. Terjemah al-Mughni Ibn Qudamah. Jilid 10. Jakarta: Pustaka Azzam, 2003
Moh. Fuazan Januri. Pengantar Hukum Islam dan Pranata Sosial. Bandung: Pustaka Setia,2013
Paisol Burlian. Implementasi Konsep Hukuman Qishas di Indonesia. Jakarta: Sinar Grafika, 2015
Sa’d al-Marshafi. Ahadits al-Khitan: Hujjiyatuha wa Fiqhuha. Beirut: Mu`assasah al-Rayyan, 1994
Sayyid Sabiq. Fiqh al-Sunnah. Juz I. Beirut: Dar al-Fath li al-A’lam al-‘Araby, 2001
Soerjono Soekanto. Hukum Adat Indonesia. Jakarta: PT Raja GrafindoPersada, 2011
W.J.S. Poerwadarminta. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 2006
Yaswirman. Hukum Keluarga. Jakarta: PT Raja GrafindoPersada, 2011
Zainuddin Ali. Hukum Islam: Pengantar Ilmu Hukum Islam di Indonesia. Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2015
Research Reports
Alissa Windriana. “Partisipasi Masyarakat dalam Tradisi Khitanan Anak Perempuan (Ngayik Ka) di Desa Pajar Bulan, Kecamatan Kedurung Kabupaten Bengkulu Selatan.†Skripsi. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta, 2012
Hajrah. “Khitan (Sunna) dalam Upacara Adat di Desa Bontocini Kabupaten Jeneponto.†Skripsi. Makassar: UIN Alauddin Makassar, 2017
Mislizar. “Kanduri Adat Sunat Rasul dalam Suku Aneuk Jamee Desa Ujung Kampung, Kecamatan Sama Dua, Aceh Selatan.†Skripsi. Banda Aceh: UIN Ar-Raniry Banda Aceh, 2017
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2022 Riski Hariyadi, Kholil Syu'aib, Mustiah

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
 
							
 Â
 
 
 